Charlie Kirk, Aktivis Konservatif Pro Israel Tewas Ditembak

Internasional – Fakta Aktual.

Charlie Kirk, aktivis konservatif dan pendiri organisasi pemuda Turning Point USA, tewas ditembak pada hari Rabu saat berpidato di acara yang diadakan di Utah Valley University. Penembakan ini disebut-sebut sebagai ‘pembunuhan politik’ oleh pihak berwenang.

​Menurut laporan, penembakan terjadi sekitar pukul 12.20 siang waktu setempat saat Kirk berbicara di hadapan sekitar 3.000 orang di halaman kampus. Ia sedang berdebat dengan seorang penonton tentang kekerasan senjata ketika satu tembakan terdengar dan Kirk langsung terkena di bagian leher.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan detik-detik saat Kirk ambruk, sementara penonton di sekitarnya panik dan berhamburan.

​Penembak diyakini melepaskan tembakan dari atap gedung Losee Center, yang berjarak sekitar 125 meter dari lokasi Kirk. Pihak berwenang segera melakukan pencarian besar-besaran terhadap pelaku.

​Pada hari Jumat, pihak kepolisian mengumumkan bahwa seorang tersangka bernama Tyler Robinson, 22 tahun, telah ditangkap. Penangkapan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa seorang tersangka telah ditahan. Menurut beberapa sumber, Robinson menyerahkan diri setelah dibujuk oleh ayahnya.

​Gubernur Utah, Spencer Cox, menyebutkan bahwa bukti-bukti yang ditemukan di lokasi, termasuk senapan laras panjang yang diyakini digunakan pelaku, menunjukkan adanya motif politik di balik penembakan ini. Robinson sendiri diketahui memiliki pandangan politik yang berlawanan dengan Kirk.

Charlie Kirk dikenal sebagai pendukung setia Israel. Pandangannya tentang Palestina sering kali memicu kontroversi. Ia berulang kali menyatakan bahwa “Palestina tidak ada” dan secara konsisten menentang pembentukan negara Palestina.

​Kirk adalah seorang Kristen evangelis dan Zionis, yang secara terbuka mendukung narasi Israel di Timur Tengah. Ia memandang Israel sebagai garis depan peradaban Barat dan sering kali membela tindakan militer Israel, termasuk dalam perang di Gaza.

Ia menolak tuduhan bahwa Israel sengaja menargetkan warga sipil atau menyebabkan kelaparan di Gaza, menganggap tuduhan tersebut sebagai ‘propaganda visual’.

Kirk mengkritik keras gerakan pro-Palestina, terutama di kampus-kampus Amerika. Ia menganggap slogan-slogan seperti ‘From the river to the sea, Palestine will be free’ sebagai seruan untuk penghancuran Israel.

Ia mendukung tindakan keras terhadap mahasiswa yang terlibat dalam protes pro-Palestina, bahkan mendukung upaya deportasi beberapa aktivis.
​Hubungan dengan Pemimpin Israel.

​Dukungan Kirk terhadap Israel sangat dihargai oleh para pemimpin Israel. Setelah kematiannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan politisi Israel lainnya, seperti Gideon Saar, memuji Kirk sebagai “sahabat yang luar biasa” dan “pejuang yang gagah berani untuk kebenaran dan kebebasan.”

​Meskipun demikian, ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa Kirk terkadang juga menyuarakan kritik terhadap pendukung pro-Israel yang terlalu agresif dalam menekan kebebasan berpendapat di AS.

Dirinya pernah menentang undang-undang yang mengkriminalisasi boikot terhadap Israel, dengan alasan bahwa di Amerika, setiap orang berhak untuk tidak setuju dan melakukan protes. (*)

Related posts
Tutup
Tutup