Puskesmas, Antara Harapan dan Kenyataan Jauh Berbeda

Salam satu pena – Fakta Aktual

Selamat sore wak, kali ini kita ulas tentang kinerja dan layanan di sarana kesehatan masyarakat atau Puskesmas. Jangan lupa kopi pahit sebelum membaca..

Pusat kesehatan masyarakat​(Puskesmas), sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, seharusnya menjadi tempat di mana warga merasa aman dan terlayani dengan baik. 

Namun, realitas yang terjadi di beberapa tempat justru menunjukkan gambaran yang mengecewakan. Keluhan demi keluhan terkait pelayanan yang tidak maksimal seolah menjadi cerita yang tak berkesudahan, memudarkan harapan masyarakat akan akses kesehatan yang layak.

​Masalah utama sering kali berawal dari sumber daya manusia. Warga sering mengeluhkan ketidakhadiran pegawai yang membuat jam operasional Puskesmas menjadi tidak jelas. 

Pasien yang datang dengan harapan mendapatkan pertolongan harus pulang dengan tangan hampa karena tidak ada petugas yang siaga. 

Lebih parahnya, ketika ada petugas, pelayanan yang kurang manusiawi sering kali dirasakan. Pasien diperlakukan seperti antrean semata, tanpa sentuhan empati dan komunikasi yang baik. Padahal, sentuhan personal dan keramahan adalah bagian penting dari proses penyembuhan.

​Selain itu, permasalahan juga merambah ke fasilitas. Kekosongan peralatan medis dasar menjadi kendala serius. Bagaimana Puskesmas bisa berfungsi optimal jika alat-alat penunjang diagnosis dan tindakan medis tidak tersedia? 

Kondisi ini memaksa pasien untuk mencari layanan lain yang tentu saja menambah beban biaya, alih-alih mendapatkan solusi cepat dan efektif di fasilitas yang seharusnya menjadi rujukan utama.

​Tidak hanya soal pelayanan dan fasilitas, sistem administrasi yang berbelit-belit juga menambah penderitaan. Sistem administrasi yang rumit sering kali menyulitkan pasien, mulai dari proses pendaftaran hingga pengurusan rujukan. 

Hal ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga menguras tenaga dan kesabaran, terutama bagi pasien yang datang dalam kondisi lemah.

​Terakhir, isu yang tak kalah krusial adalah ketidaktransparanan penggunaan anggaran. Anggaran Puskesmas yang bersumber dari pajak rakyat seharusnya dikelola secara terbuka. 

Ketika ada indikasi dana tidak digunakan secara optimal untuk perbaikan fasilitas atau peningkatan kualitas pelayanan, wajar jika muncul pertanyaan dan kecurigaan. 

Ketiadaan transparansi ini merusak kepercayaan publik dan memperburuk citra Puskesmas. Pemerintah dan pihak terkait perlu segera mengambil langkah konkret. 

Audit menyeluruh terhadap kinerja dan penggunaan anggaran Puskesmas adalah keharusan. Penegakan disiplin bagi pegawai, perbaikan sistem administrasi, serta pemenuhan fasilitas dasar adalah langkah awal yang tidak bisa ditunda lagi. 

Sudah saatnya Puskesmas kembali menjadi tempat yang ramah, profesional, dan dapat diandalkan oleh masyarakat, sesuai dengan fungsi dan tujuan awalnya.

BY : IRAWAN PIMRED FAKTA AKTUAL

Related posts
Tutup
Tutup