Ustadz Solmed Batal Isi Pengajian Akbar di Limau, Begini Penjelasan Panitia

​Tanggamus – Fakta Aktual.

Antusiasme ribuan masyarakat Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, yang telah lama menantikan kehadiran dai kondang Ustadz Solmed di acara Pengajian Akbar Kecamatan Limau, (Selasa 30/09/2025) harus pupus.

Acara yang sedianya dilaksanakan di Lapangan Antar Brak, Limau, gagal menghadirkan Ustadz Solmed sebagai penceramah utama. Pembatalan ini sontak menimbulkan tanda tanya besar dan kekecewaan di tengah warga yang sudah memadati lokasi.

​Hingga saat ini, panitia pelaksana kegiatan belum memberikan klarifikasi yang lugas dan rinci mengenai alasan pasti di balik gagalnya Ustadz Solmed memenuhi jadwal dakwahnya di Limau. 

​Di tengah desakan publik untuk mendapatkan penjelasan, pihak panitia hanya merilis sebuah pernyataan resmi berupa ucapan terima kasih dan permohonan maaf yang diwakili oleh Ketua MWC NU Limau, Dedek Deheki, S.Pd.I. Pesan tersebut disampaikan kepada seluruh elemen masyarakat Limau, mulai dari tokoh masyarakat, pejabat, donatur, hingga jajaran pengurus organisasi Islam setempat.

​Dalam suratnya, panitia menyampaikan terima kasih tak terhingga atas segala sumbangsih, baik material maupun moril, yang telah mendukung terselenggaranya Pengajian Akbar. Namun, poin utama yang menjadi sorotan adalah permohonan maaf yang diucapkan berulang kali.

​”Pemohon maaf kami atas banyaknya kesalahan disana-sini, mungkin disebabkan kelalaian dan kealpaan kami, serta kesalahan sikap, ucapan dan perbuatan. Maka dengan ini kami memohonkan maaf kepada Bapak/Ibu/saudara/saudari yang ada di lingkungan Limau,” demikian bunyi salah satu kutipan dari pernyataan tersebut.

​Secara implisit, pernyataan ini mengakui adanya kesalahan atau kekurangan dari pihak panitia terkait insiden pembatalan tersebut, meskipun tidak menyebut secara eksplisit nama Ustadz Solmed maupun alasan pembatalannya.

​Panitia menambahkan, “apa yang terjadi merupakan kelalaian dan kealpaan kami atas ini semua, semoga ini menjadi pembelajaran untuk kami dan untuk kita semua.”

​Ketidakjelasan ini tentunya meninggalkan rasa kecewa yang mendalam bagi masyarakat Limau yang sudah menunggu momen dakwah ini. Bahkan berkembang isu jika batalnya ust. Solmed karena adanya persoalan mengenai komitmen tentang infak berupa Al-Qur’an sebanyak 100 buah dengan harga Rp 100.000/peace.

Beberapa warga yang hadir mengungkapkan penyesalannya karena telah meluangkan waktu dan menempuh perjalanan untuk mendengarkan ceramah, yang ternyata tidak terlaksana sesuai rencana.

​Pernyataan ketua MWC NU Limau yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal seperti ‘Guyub, Rukun, Akur, Tentram, Tepo Seliro, Sakai Sambayan’ di akhir suratnya dinilai sebagai upaya untuk menenangkan suasana dan menjaga tali silaturahmi di tengah kekecewaan yang ada. Panitia berharap agar masyarakat dapat membukakan pintu maaf dan bersikap bijak terhadap insiden ini.

​Meski demikian, publik tetap menanti klarifikasi yang lebih transparan dari panitia pelaksana terkait detail pembatalan Ustadz Solmed. Pasalnya, kejelasan informasi sangat penting untuk menghindari rumor atau prasangka buruk di masa mendatang, sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dan berdonasi dalam acara tersebut.

​Harapan terbesar masyarakat Limau saat ini adalah agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi panitia agar acara serupa di masa depan dapat berjalan dengan lebih terencana dan profesional. (One*)

Related posts
Tutup
Tutup