Tanggamus – Fakta Aktual.
Bencana banjir kembali melanda dua kecamatan di Kabupaten Tanggamus, Lampung yaitu Kecamatan Kelumbayan dan Kecamatan Cukuh Balak. Minggu (7/09/2025).
Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah ini selama dua hari berturut-turut telah menyebabkan meluapnya sungai dan merendam pemukiman penduduk, melumpuhkan aktivitas ekonomi dan sosial.
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus, curah hujan yang sangat tinggi sejak Sabtu (6/9) hingga Minggu (7/9) dini hari mengakibatkan beberapa sungai meluap.
Air bah kemudian dengan cepat merendam rumah-rumah warga yang berada di dataran rendah dan bantaran sungai.
Di Kecamatan Kelumbayan, pekon yang paling parah terdampak adalah Pekon Penyandingan, Pekon Napal, Pekon Unggak, dan Pekon Susuk.
Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai satu hingga dua meter, memaksa sebagian besar warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti masjid, sekolah, dan rumah kerabat. Akses jalan menuju pekon-pekon tersebut juga terputus akibat genangan air yang cukup tinggi.
Sementara itu, di Kecamatan Cukuh Balak, beberapa pekon yang terkena dampak paling signifikan adalah Pekon Kubulangka, Pekon Pekondoh dan Pekon Putihdoh.
Sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas turut terdampak, mengganggu kegiatan belajar mengajar dan pelayanan kesehatan.
Kerugian materiil diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat banyak barang elektronik, perabotan rumah tangga, dan hasil pertanian warga yang rusak akibat musibah banjir dan air rob yang naik.
Menanggapi bencana ini, Pemerintah Kabupaten Tanggamus bergerak cepat dengan menerjunkan tim gabungan dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan TNI-Polri. Bupati Tanggamus telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di kedua kecamatan tersebut. Bantuan logistik berupa bahan makanan pokok, air bersih dan obat-obatan segera disalurkan kepada para korban banjir yang mengungsi.
Tim medis dari Puskesmas setempat disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit pascabanjir.
Solidaritas warga Cukuh Balak dan Kelumbayan sangat terlihat, di mana mereka bahu-membahu membantu evakuasi korban, membersihkan puing-puing, dan menyiapkan makanan bagi para pengungsi.
Meskipun saat ini air sudah mulai surut, dampak bencana ini masih sangat terasa. Banyak warga yang kembali ke rumah mereka dengan hati pilu melihat kondisi rumah yang berantakan dan rusak.
Bencana banjir ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya upaya mitigasi bencana. Perlu adanya langkah-langkah preventif, seperti normalisasi sungai, perbaikan drainase, dan penanaman pohon di daerah hulu, untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan.
Warga setempat juga diharapkan untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan di sungai dan adanya penebangan liar secara masif, yang merupakan salah satu penyebab utama banjir.
Dengan penanganan yang sigap dan kerja sama semua pihak, diharapkan kondisi di Kecamatan Kelumbayan dan Cukuh Balak dapat segera pulih dan aktivitas masyarakat dapat kembali normal. (*)