Salam satu pena – Fakta Aktual.
Jumat malam, Timnas Indonesia akan menjamu kesebelasan Cina di Stadion GBK, tempat yang akan menjadi saksi bisu untuk melampiaskan dendam pasukan garuda, karena pernah dipecundangi pada pertandingan beberapa waktu lalu. Jangan lupa siapkan kopi pahit robusta khas Lampung Barat, agar lebih asyik menyimak ya wak!
Langit diatas Stadion kebanggaan GBK nampak begitu cerah, secerah harapan para supporter yang ingin melihat Timnas Indonesia ikut bermain di ajang piala dunia 2026. Teriakan dan yel-yel selalu berkumandang, warna merah menyala menghiasi semua sudut ruangan di dalam Stadion.
Tepat pukul 20.45 WIB, peluit peperangan mulai di tiup oleh Rustam Lutfullin, sang pengadil lapangan yang berasal dari negara Uzbekistan. Seolah tak sabar ingin menuntaskan hutang, Timnas Garuda langsung merangsek ke jantung pertahanan Cina, pertandingan baru berjalan 2 menit, Ricky Kambuaya coba melesatkan bola ke arah gawang Wang Dalei, namun arah si kulit bundar masih melebar ke atas mistar.
Tim Cina pun tak mau tinggal diam, melalui counter attack yang begitu cepat, secepat gosip ibu-ibu komplek yang ngerumpi tetangganya beli kendaraan, di menit 15, Wang Yudong hampir saja membobol gawang Indonesia yang dikawal oleh Emil Audero.
Pada menit ke 45, petaka menghampiri anak asuh Branko Ivankovic, Ricky Kambuaya yang sedang bersemangat menggiring bola harus tersungkur meringis kesakitan akibat tackle keras dari Yang Zexiang di kotak pinalti.
Dengan sikap tegas dan mimik wajah yang begitu dingin, sedingin es krim di dalam freezer Indomaret, sang wasit lalu memonitor rekaman melalui kaca benggala, yang disebut Var. Layaknya sudah mendapat wangsit langsung dari langit, Rustam Lutfullin selanjutnya menunjuk titik putih, ya pinalti wak!
Para penonton di dalam GBK semakin tegang, antara harapan dan kecemasan berbaur menjadi satu, ibu- ibu yang sedang sibuk memoles wajah dengan night skincare pun berhenti, asap rokok kretek yang biasanya telihat pekat kini sudah tidak nampak, semua larut dalam suasana sakral.
Di depan gawang sudah berdiri pemain Timnas nomor 10 dengan tegap, ya Ole Romeny, sang striker yang diharapkan mampu untuk melesakkan sebiji gol ke gawang Cina, demi menyelamatkan wajah sepak bola Indonesia melalui titik pinalti.
Dan benar saja, sekian detik kemudian, bum! bola meluncur masuk disebelah kiri penjaga gawang, tanpa kenal kompromi, tak kenal situasi, seperti KPK yang sedang menangkap koruptor buronan pencuri uang rakyat.
Moment itu sekaligus telah menghancurkan harapan Cina untuk bisa tampil di piala dunia tahun 2026, yang akan digelar di Amerika Serikat, Mexico dan Kanada.
Namun Tim asal Tirai Bambu tak putus asa, dua menit berselang, Emil Audero harus bersusah payah menepis tendangan keras dari Wang Yudong di pojok kanan mistar gawang, hingga peluit babak pertama berakhir, kedudukan masih tetap 1-0 untuk Timnas Indonesia.
Memasuki babak kedua, pasukan garuda sempat memberikan sebuah ancaman melalui Kevin Dick, yang menerima umpan dari Beckam Putra, hasil sodoran awal Verdonk, namun berhasil diblok oleh penjaga gawang Cina, Wang Dalei.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor pertandingan masih tidak berubah tetap kemenangan milik Timnas Garuda. Hasil ini tentu saja memantapkan anak asuh Patrick Cluivert untuk menjalani pertandingan berikutnya melawan Jepang dan berharap bisa tampil di piala dunia 2026 dengan mulus. (One*).