Salam satu pena – Fakta Aktual.
Minggu sore, ditemani secangkir kopi kental khas Lampung Barat, daripada bengong, yuk kita ulas kelakuan lucu raja-raja kecil di negeri konoha, yang kinerjanya sudah lebih dari seratus hari.
Setelah menjalani tapa brata selama sepekan di bukit senja, para raja kecil konoha kembali ke wilayah kekuasaannya. Mereka semua siap untuk melakukan eksekusi ikrar bhakti yang telah diteriakan diatas panggung kehormatan.
Para abdi dalem dan penduduk sudah menanti gebrakan apa yang akan dilakukan oleh rajanya, setelah menjalani karantina dan memperdalam ilmu rajavidya selama berhari-hari.
Menurut gosip yang beredar dikalangan penduduk, mereka menilai bahwa selama ini mayoritas raja-raja kecil di negeri konoha masih belum mampu bekerja secara maksimal dalam mengamalkan ilmunya.
Walaupun sejak awal mereka selalu berjanji akan melakukan gebrakan melalui program padat karya 100 hari, namun kenyataannya hal tersebut masih sekedar isapan jempol belaka, malah kini justru sibuk bagi-bagi posisi untuk abdi dalem.
Bahkan ada salah satu raja kecil yang mondar-mandir tidak jelas kinerjanya, seperti bingung harus berbuat apa, mungkin tak percaya bahwa dirinya sekarang sudah terpilih menjadi seorang raja kecil di negeri konoha.
Perlahan namun pasti, kini mereka mengeluarkan jurus jitu, melalui kegiatan bertajuk pesta penduduk, secara terselubung mereka menciptakan ‘personal branding’ agar dikenal sebagai sosok raja kecil yang sederhana dan merakyat.
Sambil melintasi jalan lumpur, para raja kecil rela berkunjung ke tempat-tempat kumuh dan bau, keliling wilayah seperti penjaga malam yang memastikan penduduknya tetap aman.
Sementara beberapa juru pewarta terus mengikuti dan mengawasi dengan lensa kamera, setiap gerak sang raja kecil selalu diabadikan sebagai modal pencitraan semata.
Tak lupa ekspresi wajah sangar dan serius harus selalu dipasang ketika melakukan kunjungan ke wilayah bawahan. Intonasi suara harus keras laksana petir di musim hujan, sebagai ilustrasi sikap ketegasan.
Trik ini barangkali lebih cocok untuk mengelabuhi mata dan perasaan para netizen yang selalu kritis dan nyinyir di media sosial. Bila diperlukan, ribuan buzzer siap disewa untuk memenangkan pertarungan di dunia maya, gila wak!
Melihat perilaku seperti ini, para kaula alit sudah maklum, tidak semua raja kecil di konoha yang terpilih jadi pemimpin mempunyai jiwa seorang pemimpin, bisa saja mereka duduk dikursi singgasana karena keberuntungan atau permainan harta atau bahkan mungkin hubungan kasak-kusuk dengan juragan kaya.
Harapan penduduk konoha, semoga para raja kecil tidak mengalami penyakit amnesia, penyakit yang sering lupa memori masa lalu, lupa dengan janji yang diucapkan, dan lupa akan sumpah yang ikrarkan.
Bambang Irawan, Amoura Media Group.