Petani Pinang di Lampung Sumringah, Harga Komoditas Mulai Merangkak Naik

Lampung – Fakta Aktual.

Para petani pinang di Provinsi Lampung kini bisa bernapas lega. Setelah sekian lama harga komoditas ini lesu, kini harganya mulai merangkak naik secara signifikan. Kenaikan harga ini membawa angin segar dan memicu semangat baru bagi para petani yang menggantungkan hidupnya dari perkebunan pinang. Rabu (10/09/2025).

​Harga pinang kering di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 17.500 per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan lalu yang sempat anjlok hingga di bawah Rp 10.000 per kilogram. Kenaikan harga ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memotivasi mereka untuk merawat dan memperluas lahan tanam.

​Salah satu petani pinang di Lampung Utara, Bapak Hadi, mengungkapkan kegembiraannya. “Alhamdulillah, harga pinang sudah mulai bagus lagi. Dulu, kami sempat putus asa karena harga sangat murah, padahal biaya perawatan tidak sedikit. Sekarang, kami jadi lebih semangat untuk mengolah kebun,” ujarnya.

​Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, pinang kini dipandang sebagai salah satu komoditas perkebunan yang sangat menjanjikan. Selain untuk konsumsi lokal, pinang dari Lampung banyak diekspor ke berbagai negara, seperti Turki, India, Pakistan, Cina dan Thailand, yang memanfaatkannya sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, dan farmasi.

​Kenaikan harga ini juga menunjukkan bahwa kualitas pinang yang dihasilkan oleh petani Lampung sangat diminati pasar global. Saat ini, ada dua jenis pinang yang paling dicari, yaitu Pinang Betara dan Pinang Pandan Wangi. Kedua jenis ini memiliki kualitas dan keunggulan tersendiri, sehingga harganya lebih stabil dan cenderung lebih tinggi.

​Melihat potensi besar ini, para petani berharap pemerintah terus memberikan dukungan untuk menjaga stabilitas harga pinang. Dukungan tersebut bisa berupa bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas panen, fasilitasi akses ke pasar yang lebih luas, serta kebijakan yang melindungi petani dari fluktuasi harga yang ekstrem.

Dengan adanya dukungan berkelanjutan, kesejahteraan petani pinang di Lampung diharapkan dapat terus meningkat, menjadikan komoditas ini sebagai salah satu tulang punggung perekonomian daerah. (*)

Tutup
Tutup