Salam satu pena – Fakta Aktual.
Selamat malam wak! Kali ini opini saya akan membahas tentang MBG, semoga bermanfaat…
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang awalnya dirancang untuk memastikan setiap murid mendapatkan asupan nutrisi yang layak, kini menghadapi tantangan serius.
Masalah yang bermunculan, mulai dari kualitas makanan yang meragukan hingga kasus keracunan menuntut evaluasi menyeluruh agar program ini tidak sekadar menjadi beban, melainkan solusi nyata bagi pendidikan dan kesejahteraan siswa.
Berbagai keluhan dari siswa dan guru mencuat ke permukaan, menciptakan keraguan besar terhadap efektivitas program ini. Laporan mengenai makanan yang sudah basi, bahkan temuan kandungan non-halal seperti minyak babi dalam nampan makanan, sangat memprihatinkan.
Kejadian keracunan massal di beberapa sekolah menjadi bukti nyata bahwa ada masalah fundamental dalam rantai pasok dan pengawasan mutu. Alih-alih mendapatkan manfaat, para siswa justru dihadapkan pada risiko kesehatan yang tidak seharusnya terjadi.
Menanggapi berbagai masalah ini, muncul usulan-usulan yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Daripada mempertahankan program yang bermasalah, banyak pihak—terutama guru dan orang tua—lebih menginginkan bantuan dalam bentuk uang tunai.
Dengan skema ini, orang tua bisa memiliki kendali penuh atas asupan nutrisi anak-anak mereka. Mereka bisa memastikan makanan yang disajikan segar, halal, dan sesuai dengan selera anak, sekaligus memberdayakan ekonomi keluarga secara langsung. (Realitis kan?)
Opsi lain yang tak kalah penting adalah mengalihkan anggaran program MBG ke program sekolah gratis. Anggaran besar yang digelontorkan untuk program ini bisa digunakan untuk meringankan beban biaya pendidikan, seperti buku, seragam, atau bahkan iuran sekolah yang masih ada. Ini akan menjadi solusi jangka panjang yang lebih merata dan berdampak luas. (Ini hanya sekedar usulan ya wak!)
Apa pun keputusan yang diambil, satu hal yang tak bisa ditawar adalah pentingnya pengawasan. Jika program MBG tetap berjalan, maka pengawasan ketat terhadap dapur penyedia makanan adalah hal yang mutlak. (Nah ini yang sangat penting!)
Otoritas terkait harus membentuk tim pengawas independen yang rutin memeriksa standar kebersihan, kualitas bahan baku, dan proses pengolahan makanan.
Sertifikasi dapur yang ketat dan sistem penalti yang tegas bagi pelanggar harus diterapkan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan tetap terjaga. Singkatnya, program MBG yang ada saat ini perlu dikaji ulang.
Kegagalan dalam implementasi menunjukkan bahwa niat baik saja tidak cukup. Dibutuhkan solusi yang lebih praktis dan berorientasi pada kebutuhan riil, entah itu bantuan tunai langsung kepada orang tua atau pengalihan dana untuk sekolah gratis.
Dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa setiap rupiah anggaran pendidikan benar-benar membawa manfaat, bukan malah menimbulkan masalah baru.
BY : IRAWAN PIMRED FAKTA AKTUAL